igara
TERIMA KASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA. UNTUK PEMBELIAN BARANG 
DI BULAN INI, RESI PENGIRIMAN KAMI UPDATE DI LINK DIBAWAH



Batu Alexandrite - Asal, Jenis, Kegunaan dan Perawatannya

Posted by Unknown on 12.51



 Batu Alexandrite - Asal, Jenis, Kegunaan dan Perawatannya


Batu Alexandrite adalah salah satu batu permata berwarna yang paling langka saat ini. Lebih spesifik lagi, batu Alexandrite adalah batu permata yang memiliki efek perubahan warna (Color-Change) yang sangat langka dari varietas Chrysoberyl. Meskipun namanya Chrysoberyl, yang merupakan aluminat dari berilium, tidak benar-benar termasuk dalam kelompok mineral Beryl, melainkan diklasifikasikan sebagai kelompok mineral sendiri. 

Sejarah batu Alexandrite cukup kontroversial, berawal dari zaman Kekaisaran Rusia. Batu itu dikatakan dinamai oleh Tsar Rusia, Alexander II (1818 – 1881), namun ditemukan oleh seorang mineralist asal Finlandia, Nils Gustaf Nordenskiöld (1792-1866). Ketika Nordenskiöld pertama kali menemukan batu Alexandrite pada tahun 1834, pada awalnya dianggap sebagai batu Zamrud (Emerald) karena ditemukan di tambang batu Zamrud yang terletak di wilayah Ural Rusia, dekat Sungai Tokovaya. Spesimen ini kemudian diidentifikasi sebagai chromium bearing, varietas yang memiliki efek perubahan warna (Color-Change) dari Chrysoberyl. Legenda kemudian mengatakan bahwa batu permata itu ditemukan pada hari ulang Tsar dan diberi nama Alexandrite untuk menghormatinya, meskipun sifat faktual ini masih diperdebatkan. Padahal Nils Gustaf Nordenskiöld sebenarnya ingin menamai batu tersebut dengan nama “Diaphanite”. 

Fenomena perubahan warna yang terlihat pada batu Alexandrite disebut sebagai “Alexandrite Effect”. Perubahan warnanya bisa diamati pada kondisi pencahayaan tertentu, biasanya pada siang hari dan dibawah lampu pijar. Batu Alexandrite juga menunjukkan fenomena Pleochroism yang sangat kuat, yaitu bisa menampilkan warna hijau Zamrud, merah, oranye dan warna kuning tergantung pada sudut pengamatan. Sifat Pleochroism dari batu Alexandrite benar-benar independen, berbeda dari kemampuan berubah warnanya yang unik. Biasanya, batu Alexandrite menunjukkan warna hijau Zamrud di siang hari, dan warna merah raspberry di bawah lampu pijar. Batu Alexandrite juga bisa memiliki warna kekuningan dan merah muda, dan spesimen yang sangat langka bisa menunjukkan Chatoyancy (efek mata kucing) ketika dipotong model cabochon. “Alexandrite Effect” adalah hasil dari penyerapan yang kuat terhadap cahaya di bagian kuning dan biru dari spektrum warna. 

Cara Mengidentifikasi dan Mengenali Batu Alexandrite : 

Kebanyakan Chrysoberyl diwarnai oleh besi, tapi warna batu Alexandrite yang memiliki rumus kimia BeAl2O4 adalah karena adanya jejak kromium. Melalui analisis spektroskopi dan pengujian, batu Alexandrite bisa dibedakan dengan batu sejenis lainnya. Spesimen Chrysoberyl lainnya mungkin juga mengandung zat pewarna kromium, tetapi jika mereka tidak menunjukkan kemampuan perubahan warna, mereka hanya diidentifikasi sebagai Chrysoberyl bukan Alexandrite. 

Warna hijau pada batu Alexandrite adalah karena adanya jejak kromium. Kromium adalah unsur sama yang juga memberikan warna pada batu Zamrud (Emerald), varietas Beryl hijau lainnya. Batu Alexandrite asal Sri Lanka (Ceylon) diketahui menunjukkan perubahan warna coklat sampai kuning kecoklatan. Batu Alexandrite asal Zimbabwe biasanya memiliki sangat sedikit perubahan warna dan biasanya berwarna lebih gelap dengan warna ungu. Spesimen dari Tanzania cenderung memiliki warna muda dan memiliki perubahan warna yang cukup baik. Batu yang berasal dari Brazil diketahui memiliki warna yang sangat jenuh dan menampilkan perubahan warna biru sampai keunguan. Batu Alexandrite yang paling dicari adalah yang memiliki warna murni dan memiliki kemampuan perubahan warna yang kuat. 

Batu Alexandrite biasanya terlihat jernih ketika dipotong dan dipoles, dan akan memperlihatkan kemilau seperti kaca. Clarity atau tingkat kejelasan batu Alexandrite dalam bentuk kasarnya bisa berkisar antara Transparent (tembus cahaya tanpa difusi berlebihan atau mungkin memiliki rutile berwarna hitam atau cokelat kemerah-merahan atau inklusi lainnya) sampai buram atau Opaque (tidak tembus cahaya). Batu Alexandrite yang bagus bisa lebih mahal daripada batu Safir biru (Blue Sapphire), batu Zamrud (Emerald), dan batu Merah Delima (Ruby), terutama yang beratnya lebih dari 1 karat. Sri Lanka terkenal menghasilkan batu Alexandrite terjernih, biasanya tidak ada atau sangat sedikit sekali inklusinya yang bisa terlihat. 

Batu permata Alexandrite biasanya tidak melalui proses treatment apapun, tapi batu imitasinya memang ada. Hanya kadang-kadang saja, batu Alexandrite menggunakan treatment Dyed (ditambahkan bahan pewarna ke dalam pori-pori atau retakan-retakannya untuk mengubah atau memperkuat warnanya) dan Oiled (diberi minyak untuk mengisi pori-pori atau retakan-retakannya. Bahan yang digunakan meliputi minyak cedar dan resin alami dan buatan), tapi ini sangat tidak umum. Banyak juga batu Alexandrites sintetis (buatan lab) dan lainnya mungkin batu natural yang “di-simulasi”, seperti Color-Change Garnet, Safir (Sapphire), atau Spinel. Batu Alexandrite sintetis sudah diperdagangkan sejak tahun 1960-an. Kebanyakan batu Alexandrite sintesis buatan laboratorium sebenarnya adalah dari jenis Corundum (seperti Ruby atau Sapphire) yang telah dicampur atau diresapi dengan kromium atau vanadium untuk memberikan warna. Sangatlah mahal untuk membuat Alexandrite sintetis, sehingga batu-batu imitasi buatan lab bahkan bisa sangat mahal. 

Ada beberapa jenis Chrysoberyl lain; yang sebagian besar dikategorikan berdasarkan properti optik, seperti warna, efek perubahan warna, dan Chatoyancy (efek mata kucing). Ada juga beberapa jenis betu permata lainnya yang sering keliru dikenali sebagai Alexandrite atau digunakan sebagai imitasi batu Alexandrite, seperti Color-Change Garnet, Spinel dan batu Safir (Sapphire); namun tidak satupun dari mereka yang merupakan varietas sebenarnya dari Alexandrite atau Chrysoberyl. 

Chrysoberyl dan Cat’s Eye Chrysoberyl (Cymophane) adalah varietas yang populer dari Alexandrite Chrysoberyl. Cat’s Eye Alexandrite (Cymophane Alexandrite), Pink Alexandrite, Yellow Alexandrite (Cymophane) dan Vanadium Chrysoberyl adalah varietas yang kurang begitu dikenal dan yang paling langka. 

Lokasi Penambangan Batu Alexandrite : 

Sumber asli batu Alexandrite berada di wilayah Ural Rusia, tetapi tambang ini sudah lama habis. Untuk beberapa waktu, tambang di Ural dianggap sebagai satu-satunya sumber untuk batu Alexandrite yang berukuran besar, khususnya spesimen dengan berat 5 karat atau lebih. Namun, pada tahun 1987 spesimen besar ditemukan di Minas Gerais, Brasil. Sumber-sumber lain batu Alexandrite bisa ditemukan di Myanmar (Burma), Sri Lanka, Tanzania, India (Andhra Pradesh), dan Madagascar. 

Penggunaannya Sebagai Perhiasan : 

Kebanyakan batu Alexandrite yang berukuran besar hanya dapat ditemukan pada perhiasan kuno, karena material besar yang baru sangat jarang. Banyak desain perhiasan Inggris Vitorian menggunakan batu Alexandrite, tetapi sebagian besar hanya berukuran kecil. Desain perhiasan antik dari Rusia paling terkenal karena menggunakan beberapa batu Alexandrite terbesar yang pernah ada. 

Batu Alexandrite adalah batu permata yang tergolong keras dan tahan lama, sehingga batu ini ideal untuk setiap desain perhiasan seperti cincin, anting-anting, liontin, bros, pin, dan liontin. Karena sering kali berukuran kecil dan mahal, batu ini biasanya hanya digunakan sebagai batu aksen, bukan sebagai batu utama. Bagi mereka yang cukup beruntung untuk merayakan 55 tahun usia pernikahannya, batu Alexandrite adalah batu permata resmi yang mewakili ulang tahun yang luar biasa ini. 

Perawatan Batu Alexandrite : 

Batu Alexandrite memiliki tingkat kekerasan 8,5 skala Mohs sehingga tergolong keras dan tahan lama, dan cocok untuk digunakan sehari-hari. Meskipun demikian, masihlah penting mengetahui bagaimana merawat perhiasan atau batu ini dengan benar. Batu Alexandrite bisa dibersihkan dengan menggunakan air hangat dan sabun biasa. Mengelapnya cukup dengan menggunakan kain yang lembut atau sikat dengan bulu yang halus. Hindari menggunakan pembersih yang mengandung bahan kimia yang keras dan pastikan membilas dengan bersih untuk menghilangkan semua residu sabun yang tersisa. 

Batu Alexandrite cukup kuat untuk dibersihkan dengan menggunakan pembersih ultrasonik atau pembersih uap (Steam Cleaner), tetapi harus selalu berhati-hati ketika menggunakan metode ini. Selalu lepas perhiasan Alexandrite sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat atau ketika melakukan pekerjaan rumah tangga. Batu Alexandrite lebih keras daripada kebanyakan batu permata lainnya, yang berarti bisa dengan mudah menggores batu yang lebih lunak lainnya seperti batu Kuarsa (Quartz), Tourmaline, Zircon, dan Spinel. Karena itu, bungkus dengan kain yang lembut ketika menyimpan batu permata Alexandrite, dan simpan terpisah dari batu permata lainnya.


Toko Igara
Toko IgaraUpdated: 12.51

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Bukti kirim Anda Disini :
CB